Jelajah 1.000 Kilometer, Naik Turun 2.000 Anak Tangga. Berkunjung ke Kampung Naga
|
Selepas dari Kawah Gunung Galunggung, Datsun Go+ Panca yang dikemudikan Tim 3 #JejakParaRiser #KompasianaBlogTrip mengarah ke daerah Garut. Kami memutuskan ke kawasan Wisata Kampung Naga yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya.
Siapa yang tidak kenal dengan Kampung Naga yang terkenal sangat menjaga keaslian dan kealamian pola hidupnya di daerah Sunda ini? Namun belum tentu yang kenal Kampung Naga pernah mampir ke sana.

Kampung Naga terletak di daerah Cilawu, Tasikmalaya. Di areal parkirnya, terdapat monumen senjata Kujang besar. Ternyata senjata Kujang besar ini dibuat dari 900 keris plus kujang yang dilebur di Surakarta. Di dalam monumen ini terdapat ratusan kujang dan keris yang disimpan di dalamnya. Sayangnya tidak boleh difoto keris-keris yang ada di dalamnya, namun siapapun bisa melongok ke dalam melalui pintu besinya.




Di depan monumen Kujang ini ada penjual cindera mata. Namun ada yang memajang keris-keris dan kujang yang berumur ratusan tahun. Ada yang dibuat di sekitar abad ke-12, hingga abad ke-20. Kujang dan keris yang dipajang ini tidak diperjual-belikan. Di dalam toko ada lagi keris dan kujang yang bisa dilihat, tetapi tidak semua orang bisa masuk, hanya orang dekat yang boleh masuk dan melihatnya.




Untuk masuk ke Kampung Naga, kita menuruni anak tangga yang berjumlah 430. Sehingga jika dijumlahkan, Tim 3 #JejakParaRiser #KompasianaBlogTrip pada hari Kamis, 22 Januari 2015, telah menaiki dan menuruni anak tangga sejumlah 2000 lebih anak tangga.


Di dalam kawasan Kampung Naga, kita bisa menemui bangunan-bangunan yang alami, yang ternyata sangat mengikuti aturan pendirian bangunan yang sehat, seperti pengaturan udara, penempatan pintu yang saling berhadapan, dan lain-lain.
Saat kami berkunjung ke sana, kami ditemani Pak Tatang, pemandu Kampung Naga. Kami berbincang banyak dengannya soal adat istiadat, arsitektur, bangunan-bangunan yang terbuat dari kayu, serta unsur panggung di semua bangunan. Semua warga yang kami temui, semuanya ramah, baik menegur sapa di jalan, maupun jika ditanya ataupun untuk memberitahu hal apapun yang ada di sana. Intinya, kita tidak akan kehilangan info.

Cindera mata yang dijual di Kampung Naga, semuanya asli dibuat oleh warga di sana. Saat kami datang, banyak anak sekolah yang menginap di sana. Namun, untuk menginap, tidak boleh sembarangan. Jika berminat untuk menginap, sebaiknya survey dahulu dan konsultasi dahulu dengan sesepuh Kampung Naga.