Makam Mbah Kramat Syaikh Maulana Syamsuddin
|
Setelah dari pelelangan ikan di Tanjung Pura, Pemalang, Tim 3 #JejakParaRiser #KompasianaBlogTrip, dengan Datsun Go+ Panca, menyempatkan mampir ke Makam Mbah Kramat, Syaikh Maulana Syamsuddin di tepi pantai Tanjung Pura, Pemalang. Almarhum Syaikh Maulana Syamsuddin adalah seorang ulama penyebar agama Islam di Jawa Tengah. Menurut penuturan Pak Zainul Arifin, warga sekitar makam yang juga mengelola makam tersebut, Syaikh Maulana wafat di tepi pantai. Saat itu pelaut melihat cahaya memancar di tepi pantai, dan setelah didekati ternyata cahaya tersebut berasal dari jasad Syaikh. Kemudian mereka memakamkannya di situ.


Hingga kini, makam Syaikh Maulana Syamsuddin banyak dikunjungi para peziarah, baik dari warga sekitar maupun warga dari seluruh Indonesia. Bangunan untuk bernaungnya makam sudah beberapa kali dipugar. Biaya pemugaran masih berasal dari donasi peziarah, belum dari pemerintah daerah. Padahal makam ini sudah menjadi bagian dari wisata religi.

Pengelolaan makam masih diurus oleh warga sekitar. Mbah Mega sudah mengurus makam ini sudah 17 tahun. Perempuan tua ini tinggal di situ, tanpa gaji maupun honor. Katanya, “Gaji saya dari doa ikhlas para peziarah. Saya pun iklhas sepenuh hati mengurus pemakaman ini.”

Saat merasakan air ledeng di sana, airnya tawar, tidak terasa air laut. Padahal air tersebut diambil dari sumur di pantai, yang berlokasi persis di depan makam. Ternyata sumur di makam tersebut adalah sumur keramat, begitu menurut pengelola makam.


Oh iya, di samping bangunan, terdapat pohon besar yang sangat rimbun dan tinggi. Pohon ini unik, karena terdapat lima jenis tanaman di satu pohon tersebut. Kalau tidak salah, pohon ini berusia sangat tua, dan saat Syaikh Maulana Syamsuddin wafat, dimakamkan di sebelah pohon ini. Jadi umur pohon ini bisa lebih dari 500 tahun.
